Selasa, 28 Februari 2012

CARA MUDAH SETTING KARBURATOR MOTOR

Bagi para pengguna motor pada umumnya. dan juga para rider Satria FU, Satria f150 atau biasa juga disebut Satria 4 tak yang telah mengganti karburator dengan jenis non vakum Misal : PE28, PWK28, PE26 dll tentu butuh setting ulang.
Bagi yang mau ganti di bengkel cukup bilang ke mekanik, tunggu sebentar, test dan tinggal bayar... Tapi jika ingin menggati karbu sendiri tentu butuh sedikit tenaga dan Pikiran. 
Bagi yang udah jago... Lewati saja postingan ini. Tabi bagi yang newbie dan ingin menambah wawasan bagaimana cara jetting / setting karburator, silahkan download disini dan baca-baca sendiri. Gampang kok.... dan Gratis...
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tips Berkendara Cepat dan Aman

ni bukan jurus Kenny Robert Jr. ngebut di sirkuit balap motor GP
500. Tapi kiat terampil mengendarai sepeda motor atau skuter agar
aman dan nyaman melaju di jalan raya dengan memahami lebih dulu
bagaimana gaya gerak bekerja pada kendaraan dua roda.

Harga bahan bakar minyak (BBM) yang kian melonjak mendorong pengguna
jalan raya makin pilih-pilih soal jenis kendaraan pribadinya. Mobil-
mobil ber-cc kecil yang irit BBM makin digemari. Tak sedikit pula
yang akhirnya mengadopsi tunggangan kendaraan dua roda (KDR) seperti
sepeda motor atau skuter. Alasannya, tak hanya irit tapi juga murah
biaya perawatannya, beragam modelnya, dan nyaris antimacet.

Anda yang memilih KDR tentu harus siap berbasah-basah jika hujan,
dan berpanas ria jika hari terang. Kelemahan lain, tidak bisa
membawa banyak barang maupun penumpang. Juga, seperti kata Michael
Doohan, mantan jawara dunia balap motor GP 500, naik motor lebih
besar risikonya ketimbang mobil.

Untuk itu risiko yang ada sebaiknya justru dipelajari dan diketahui
cara mencegahnya. Cara belajar terbaik tentu dengan terus mencoba
menemukan teknik yang sesuai dan meningkatkan "jam terbang" di atas
sadel KDR. Namun, pengalaman saja belum cukup. Perlu diikuti
penguasaan sebanyak mungkin informasi tentang rambu-rambu lalu
lintas, pemahaman kondisi psikologis pengguna jalan, dan tentunya
KDR Anda sendiri.

Memahami tiga gaya

Konfigurasi dua roda pada setiap KDR amat menentukan kenyamanan
berkendara. Kedua ban KDR akan bergesekan dengan permukaan jalan,
menimbulkan apa yang populer disebut daya cengkeram. Daya ini
dipengaruhi tiga gaya yaitu gaya gerak (driving force), gaya rem
(braking force), dan gaya belok (side force).

Gaya gerak dihasilkan oleh mesin dan diteruskan ke roda belakang
melalui rantai (beberapa KDR tidak pakai rantai tapi propeller shaft
layaknya mobil, namun ini tidak populer). Gaya inilah yang mendorong
KDR bergerak ke depan. Untuk memperlambat atau menghentikan laju
gerakan KDR dimunculkanlah gaya rem melalui pengereman (deselerasi).
Sementara gaya belok muncul saat KDR berbelok, dan hanya karena gaya
inilah kendaraan bisa berubah arah. Gaya ini juga penting dalam
menjaga keseimbangan dan pengendalian KDR.

Ketika tuas gas KDR ditarik (akselerasi), seluruh gaya muncul di
roda belakang karena distribusi berat KDR cenderung bergeser ke
belakang. Pada akselerasi bertahap, besarnya driving force sekitar
67% dari total gaya yang mampu diterima oleh ban. Pada akselerasi
mendadak, ban atau roda depan bisa terangkat akibat berat KDR
sepenuhnya berpindah dan bertumpu pada ban belakang. Sedikit side
force (9%) akan timbul pada kedua ban, dan sekitar 8,5% braking
force muncul di ban depan akibat gesekan dengan permukaan jalan.

Kecuali pada kasus akselerasi mendadak, tak akan ada masalah besar
dialami pengendara.

Ketika KDR dipacu pada kecepatan konstan, gaya-gaya yang timbul pada
kedua ban itu minimum. Ban depan menerima sekitar 3% gaya gerak dan
10% gaya belok. Sementara pada ban belakang muncul 8% gaya belok dan
10% gaya gerak. Sisa gaya yang dominan pada kedua ban disebut
reserve force atau gaya cadangan yang masih mampu diterima ban.
Dalam kondisi demikian pengendara merasakan gangguan minimum dari
KDR sehingga KDR paling mudah dikendalikan. Problem akibat gaya
belok itu relatif kecil. Sejumlah besar gaya cadangan masih mungkin
diubah bentuknya menjadi gaya gerak untuk mempercepat laju
kendaraan. Daya cengkeram ban pada permukaan jalan yang baik memberi
keleluasaan bermanuver, pengendalian, mengelak secara mendadak
(swerving), dan pengereman mendadak (panic braking).

Masalah mulai timbul ketika KDR berbelok pada kecepatan tinggi
karena ban depan akan menerima 83% side force dan 5% braking force.
Sedangkan pada ban belakang akan timbul 75% side force dan 20%
driving force. Gaya cadangan amat kecil terutama di ban belakang
sehingga kalau ada gangguan sedikit saja, KDR bisa sulit
dikendalikan karena misalnya ban belakang ngepot bahkan tergelincir.
Makanya, Anda harus berhati-hati saat berbelok.

Ketika KDR direm, distribusi berat KDR bergerak ke depan sehingga
rem depan akan lebih efektif. Pada ban depan akan timbul 66% braking
force dan 8% side force. Ban belakang lebih "sengsara" lagi karena
braking force memakan 80% porsi gaya yang bisa diterimanya di
samping adanya side force sekitar 9%.

Itulah mengapa, ketika direm, roda belakang lebih dulu terkunci atau
selip (skid), sebab gaya cadangan untuk mencengkeram permukaan jalan
tinggal 5% saja. Sudah begitu gaya belok yang 9% itu ikut
memperparah keadaan karena ban belakang tak hanya selip dan meluncur
di atas permukaan jalan, tapi juga sedikit ngepot ke kanan atau ke
kiri. Ini mempersulit pengendalian dan memperpanjang jarak
pengereman sampai KDR berhenti.

Berkendara aman dan nyaman

Mengendarai KDR pada hakikatnya menyiasati tiga gaya yang timbul
pada kedua ban KDR agar selalu di bawah kapasitas yang dapat
diterima ban. Artinya, gaya cadangan harus selalu tersedia untuk
mengantisipasi segala kemungkinan yang ada selama berkendara. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan agar tetap nyaman dan aman
menjelajah jalanan dengan KDR Anda.

1. Sesuaikan tekanan ban dengan rekomendasi pabrik. Tekanan terlalu
tinggi membuat pengendaraan KDR kasar (bumping), daya cengkeram
terhadap jalan turun, dan ban cepat aus. Sebaliknya, tekanan ban
terlalu rendah menyebabkan pengendalian menjadi berat, boros BBM,
dan menurunkan kemampuannya KDR bermanuver. Penambahan tekanan 1 - 2
psi dianjurkan agar tak perlu terlalu sering memompa ban.

2. Ketika berbelok, posisi bukaan gas harus tepat. Bukaan gas yang
terlalu tinggi menyebabkan ban belakang selip, bahkan tergelincir,
akibat gaya sentrifugal. Sebaliknya, jika sudut kemiringan KDR
terlalu besar tanpa dibarengi bukaan gas yang cukup, KDR bisa
terjatuh.

3. Posisi gigi transmisi - terutama saat berbelok - mesti sesuai.
Kecepatan rendah pada posisi gigi tinggi menjadikan mesin seolah
akan mati karena putaran mesin tidak sinkron dengan putaran roda,
KDR melonjak-lonjak, kestabilan menurun, dan pengendaraan tidak
nyaman.

4. Pengereman sebaiknya tidak hanya mengandalkan roda belakang,
melainkan keduanya agar jarak pengereman minimum. Jika hanya roda
belakang yang direm, walaupun sampai terkunci, KDR tetap meluncur
dengan buntut KDR ngepot ke samping. Sebaliknya, jika hanya
menggunakan rem untuk roda depan, meski tidak sampai terkunci, KDR
bisa menukik (brake dive), bahkan terjungkal ke depan.

5. Banyak pengendara KDR menekan tuas rem depan hanya dengan jari
tengah dan telunjuk agar dua jari lainnya dapat membuka gas segera
setelah tuas rem ditarik. Ini mempercepat akselerasi. Namun, ada
pula yang menganjurkan keempat jari menekan tuas rem demi
pengontrolan pengereman yang lebih mantap. Memang tidak ada petunjuk
mana yang paling tepat, sebab semua itu tergantung pada kebiasaan
dan efektivitas yang dirasakan pengendara.

6. Penggunaan rem depan dengan tepat membutuhkan teknik yang harus
dicoba hingga menjadi kebiasaan spontan dan otomatis, sebab keadaan
darurat bisa muncul tiba-tiba tanpa memberi kesempatan berpikir.
Banyak kasus KDR terjungkal saat terjadi panic braking akibat
pengereman roda depan secara brutal.

7. Mesin KDR umumnya berisi hanya satu atau dua silinder sehingga
harus bekerja pada putaran mesin (rpm) tinggi yaitu 6.000 - 7.000
rpm. Karena rpm ini lebih tinggi daripada rpm mobil, maka umur oli
mesin KDR sangat terbatas. Untuk menghindari kerusakan jangan sampai
terlambat mengganti oli mesin dengan jenis yang dianjurkan pabrik.
Bahaya akibat keterlambatan penggantian oli mesin KDR lebih tinggi
daripada mobil.

8. Usahakan agar posisi KDR tidak menyusahkan mobil yang melaju di
belakangnya: jika hendak disusul, KDR terlalu ke tengah, atau jika
tidak disusul, KDR terlalu lambat jalannya. Terutama jangan
dilakukan di jalan sempit atau hanya terdiri dari dua jalur. Ini
demi keselamatan semua pihak karena jika terjadi manuver mendadak
atau panic braking, pengendara KDR-lah yang paling terancam bahaya.
Soalnya, jumlah gaya yang mampu diterima dua roda lebih sedikit
daripada empat roda.

9. Selalu kenakan helm secara semestinya. Helm berfungsi melindungi
kepala - bagian tubuh paling peka, penting, sekaligus rawan.
Sebaiknya, pilih helm yang bulat polos, jangan yang berprofil atau
ada tonjolan aksesorinya. Jika terjadi kecelakaan, tonjolan yang ada
pada helm berprofil dapat tersangkut sesuatu di jalan (tidak
menggelincir seperti helm bulat polos), yang justru membahayakan
leher pemakai. Sewaktu berkendara - terutama di malam hari -
kenakanlah jaket untuk menghindari serangan paru-paru basah. Warna-
warna terang mencolok amat dianjurkan bagi aksesori ini agar mudah
terlihat oleh pengemudi lain.

10. Jangan meletakkan barang bawaan (apalagi yang cukup berat) di
atas setang KDR karena hal ini mengganggu pengendalian. Sebaiknya,
gantungkan bawaan di kaitan yang biasanya ada di bagian dalam tebeng
KDR. Lebih baik lagi jika KDR dilengkapi kit bagasi atau jala pemuat
barang yang bisa dipasang di bagian belakang jok KDR. Lokasi
penempatan bagasi di bagian belakang juga memundurkan lokasi titik
berat KRD sehingga karakter pengendalian lebih nyaman.

11. Selalu yakinkan diri telah siap fisik dan mental untuk
berkendara. Percayalah bahwa dasar pengetahuan serta pengalaman Anda
sudah cukup. Hal ini menjadi sugesti dan menjadikan performa
berkendara meningkat. Namun, kepercayaan diri ini harus dibarengi
dengan ketelitian dan pengecekan berkala kondisi KDR Anda agar
selalu ready to rock'n roll.

(Ir. Doan Syahreza Auditya, bekerja pada Laboratorium Surya,
Departemen Mesin, ITB)



SUMBER

Tips Menjadi Joki Balap Motor

Ayyy semua saya ingin memberikan sedikit pengalaman dan Tips saya untuk anda yang menyukai Balap Liar . jika kamu menyukai atau berminat ingin menjadi joki motor,saya ingin memberikan Tips untuk menjadi joki balap liar. . . . :

1 . motor anda harus di bore up agar motor itu lebih cepat speednya lebih kencang dan beda dengan
     standarnya..

2.  kalau motor anda ingin lebih cepat speednya anda harus mengganti semua isi mesinnya, atau di kenal
    Bore up. bore up juga bisa membuat motor anda lebih asyiik dari pada standarnya.

3Bore up terdiri dari :


  •  mengganti seher dengan yang anda inginkan. 

  •  mengganti klep agar motor anda tidak mudah jebol / rusak.

  •   motor anda juga harus naek struk,jika ingin motor anda lari sekencang mungkin.

  •   mengganti CDI racing, magnet , kuil busi racing , karburator PE 28 dll.

  •  jika motor anda sudah di ganti semua yang saya sebut di atas pastikan motor di coba terdahulu enak apah tidak enaknya.
                                       

  •  jika mekanik menyetujui motor itu bisa di pakai, pastikan motor langsung di coba dengan motor laennya. pasti ada kekurangn dan kelemahannya,bisa dari jokinya bisa juga dari spek motornya.

4. Trik menjadi joki balap liar : 
  • Joki itu harus siaap dengan resiko apapun yang terjadi nanti.
  • jooki harus kuat mental dan tidak mudah putus asa jika ketika balap kalah.
  • star yang harus di andalkan dalam balap liar,jika anda kalah dalam star kemungkinan anada juga akan   kalah dalam balap tersebut.
  • jadi joki harus bernyali besar dan harus optomis. 

 SUMBER